KOPI HITAM
Sabtu, 26 April 2014
Berbagai Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia
Semakin hari kerusakan lingkungan di Indonesia semakin parah, jika hal ini dibiarkan tentu akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Terjadinya kerusakan lingkungan tersebut dikarenakan berbagai macam sebab, baik yang datangnya dari alam maupun karena ulah tangan-tangan jahil manusia. Dan inilah berbagai macam penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia.
1. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi mengeluarkan berbagai benda yang membahayakan seperti lava dan uap panas yang bisa mematikan mahluk hidup, lahar dingin yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta material-material padat dan debu-debu vulkanis yang merusak lingkungan sekitar. Contohnya adalah letusan Gunung Sinabung yang terjadi baru-baru ini yang memakan banyak korban baik manusia maupun mahluk hidup lainnya serta merusak lahan-lahan pertanian warga.
2. Gempa Bumi
Kita semua tentu masih ingat dengan kejadian gempa bumi yang terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam pada tanggal 26 Desember 2004. Gempa 9.1 skala Ricther yang disertai dengan tsunami ini membuat nyawa ratusan ribu menjadi korban, ratusan ribu orang lainnya mengalami cedera (luka-luka) dan melululantakan Provinsi Serambi Mekah tersebut dan gempa itu merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
3. Banjir
Banjir bisa disebabkan karena dua faktor, faktor alam dan juga faktor manusia. Faktor alam misalnya terjadinya hujan yang terus-menerus, sedangkan faktor manusia misalnya penggundulan hutan, membuang sampah sembarangan dan kerusakan pintu pengendali aliran sungai. Banjir kini menjadi agenda tahunan bahkan musiman di berbagai kota-kota besar di seluruh Indonesia.
4. Tanah Longsor
Penyebab terjadinya peristiwa tanah longsor tak ubahnya seperti banjir, penyebabnya bisa karena alam ataupun juga karena ulah manusia. Tanah longsor menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar seperti struktur tanah, lahan pertanian, daerah permukiman, sarana-prasarana serta bagunan-bangunan sekitar. Secara sederhana tanah longsor disebahkan karena tidak mampunya tanah untuk mengikat air yang berada pada lapisan tanah.
5. Badai Angin
Sebagai negara tropis, Indonesia seringkali dilanda badai angin seperti angin topan. Daerah-daerah di Indonesia yang sering dilanda badai angin antara lain Yogyakarta dan Jawa Tengah. Badai angin bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, menghancurkan lahan pertanian (termasuk perkebunan dan peternakan), menumbangkan pohon-pohon (tumbuhan-tumbuhan) besar, merusak sarana dan prasarana (infrastruktur) kota, serta membahayakan penerbangan.
6. Kemarau Berkepanjangan
Salah satu fenomena alam yang meresahkan masyarakat Indonesia adalah kemarau yang berkepanjangan. Menurut para ahli, kejadian ini bisa saja terjadi karena efek dari pemanasan global (global warming). Kemarau yang berkepanjangan tentu membuat berbagai kerusakan lingkungan seperti tidak adanya sistem irigasi karena sungai-sungai mengering, munculnya titik-titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, serta gagal panen yang mengancam kita.
7. Pencemaran Lingkungan.
Contoh nyata pencemaran lingkungan adalah membuang sampah sembarangan, terlebih untuk sampah plastik dan sampah anorganik lainnya. Sampah-sampah tersebut tidak dapat diuraikan dalam tanah sehingga bisa merusak keseburan tanah. Contoh lainnya dari pencemaran lingkungan adalah membuang limbah industri ke sungai. Hal ini jelas dapat mematikan ekosistem yang ada disungai tersebut dan juga membahayakan warga yang ada ditepian sungai tersebut. Menurut berbagai pengamatan, yang paling besar menyumbang limbah/sampah yang dapat mencemari lingkungan adalah para perusahaan-perusahaan besar.
8. Degradasi Lahan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat degradasi lahan terburuk di dunia. Kita bisa mengambil contoh dari peristiwa banjir yang terjadi di Jakarta. Salah satu penyebab banjir Jakarta adalah degradasi lahan yang terjadi didaerah Puncak, Bogor. Lahan-lahan yang seharusnya dijadikan daerah resapan air malah dijadikan vila-vila mewah. Hal ini membuat air dengan volume besar tidak mampu lagi ditampung dalam tanah dan langsung mengalir ke Jakarta.
9. Perburuan Liar
Salah satu penyebab rusaknya ekosistem di Indonesia adalah perburuan liar yang dilakukan secara membabi-buta. Hal ini akan menyebabkan putusnya rantai makanan yang berdampak kepada terjadinya ketidakseimbangan alam. Tingkat perburuan liar di Indonesia terbilang tinggi, penyebabnya ada karena untuk kehidupan dan ada juga karena motif ekonomi. Hewan-hewan yang menjadi sasaran perburuan liar antara lain penyu hijau, trenggiling, orang utan, dan lain-lain.
10. Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya
Membuang sampah tidak pada tempatnya adalah perilaku yang buruk dan tidak pantas untuk ditiru. Karena hal tersebut tidak hanya membuat lingkungan kita menjadi kotor tetapi bisa membuat kerusakan lingkungan hidup. Sampah-sampah (terutama sampah plastik dan sampah anorganik) yang tertimbun didalam tanah susah sekali untuk diurai dan hal itu tentu mengurangi tingkat kesuburan tanah. Kalau tanah sudah tidak subur, lalu kita mau tanam apa?
Nah itulah berbagai penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia. Sebenarnya hal itu tidak mesti terjadi jika kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan agar kelestarian lingkungan hidup kita bisa terjaga seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, bersepeda dan banyak cara-cara lainnya.
Jenis-jenis Tanah yang sering dijumpai di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kesuburan tanah yang tinggi. Pernyataan tersebut memang ada benarnya tapi tidak sepenuhnya benar karena tanah di Indonesia ada berbagai jenis. Jenis-jenis tanah di Indonesia beraneka ragam, hal ini tergantung dengan kondisi dan keadaan daerahnya. Untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis tanah yang sering dijumpai Indonesia, mari simak ulasannya dibawah ini:
1. Tanah andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah yang subur yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol ini mudah sekali dikenal karena warnanya gelap (kuning atau kuning kelabu) dan akan mudah sekali basah apabila terkena hujan. Tanah subur ini berada disekitar lereng-lereng gunung dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian seperti didaerah Lembang, Bandung.
2. Tanah Regosol
Sama seperti andosol, tanah regosol berasal dari material gunung berasi tetapi bentuknya lebih kasar. Tanah regosol bersifat subur sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian khususnya palawija, sayuran, dan padi. Umumnya tanah regosol berada didaerah-daerah yang memiliki gunung api seperti di Sumatera, Jawa, Bali dan juga Nusa Tenggara.
3. Tanah Aluvial
Tanah aluvial disebut juga dengan tanah endapan karena tanah ini dihasilakan dari proses pengendapan didaerah dataran rendah. Tanah jenis ini tergolong subur karena mengandung banyak mineral yang berasal dari gunung api. Pada umumnya digunakan masyarakat untuk lahan pertanian seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan juga Kepulauan Maluku.
4. Tanah Humus
Humus merupakan salah satu jenis tanah organosol yang didapat dari proses pelapukan (pembusukan) bahan-bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan. Tanah ini sangat mudah dikenali karena sifatnya yang mudah basah dan warnanya yang kehitaman. Humus merupakan jenis tanah yang subur karena mengandung unsur-unsur organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
5. Tanah Gambut
Jenis-jenis tanah lainnya yang ada di Indonesia adalah tanah Gambut. Sama halnya dengan tanah humus, tanah ini termasuk kedalam golongan tanah organosol yang diperoleh dari pembusukan bahan-bahan organik. Hal yang membedakan adalah tanah gambut ini dihasilkan dari pembusukan tumbuhan (bahan-bahan organik) yang berada disekitar rawa-rawa.
6. Tanah Litosol
Tanah litosol disebut juga dengan tanah berbatu-batu karena tanah ini didapat dari pelapukan bebatuan yang masih belum sempurna sehingga masih nampak seperti bebatuan yang besar dan kasar. Tanah jenis ini sangat tidak cocok untuk lahan pertanian karena memiliki unsur hara yang sedikit. Pada umumnya jenis tanah seperti ini bisa dijumpai disekitar lereng gunung.
7. Tanah Podzol
Tanah Podzol bisa dijumpai didaerah-daerah yang memiliki temperatur udara rendah dan curah hujan yang relatif tinggi. Tanah ini termasuk tanah yang tidak subur karena miskin akan unsur hari, tetapi ketika hujan datang tanah ini akan ditumbuhi ilalang-ilalang. Tanah ini berwarna merak dan mudah basah, persebarannya hampir merata diseluruh daerah di Indonesia.
8. Tanah Laterit
Jenis-jenis tanah lainnya yang terdapat diwilayah Indonesia adalah tanah laterit. Tanah jenis ini biasanya terdapat didaerah-daerah yang memiliki tingkat suhu udara dan curah hujan yang tinggi. Tanah ini termasuk tanah yang tandus, tidak subur karena miskin sekali akan unsur hara. Persebarannya terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.
9. Tanah Mergel
Tanah mergel didapat dari hasil campural pelarutan tiga material yang berbeda yaitu kapur, pasir dan tanah liat. Umumnya tanah-tanah seperti ini dijumpai didaerah-daerah yang memiliki curah hujan yang tidak merata. Tanah ini tergolong tidak subur dan biasanya digunakan untuk kebun jati. Tanah ini terdapat didaerah Bogor (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), dan Kediri (Jawa Timur).
10. Tanah Renzina
Tanah renzina merupakan satu dari dua jenis tanah terarosa (kapur) yang ada diwilayah Indonesia. Tanah ini umunya berwarna hitam dan tidak subur karena sangat sedikit kandungan unsur haranya. Kita bisa menjumpai tanah jenis ini didaerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki topografi bergamping seperti didaerah Gunung Kidul, DI Yogyakarta.
11. Tanah Mediteran
Jenis tanah lainnya yang tergolong tanah terarosa (kapur) adalah tanah mediteran. Tanah ini termasuk tanah yang mudah dikenali karena karakteristiknya yang berwarna putih kecoklatan, strukturnya keras, dan tidak subur (miskin akan unsur hara). Mengingat ini termasuk tanah yang tidak subur, pemanfaatannyapun hanya sebatas untuk pertanian tegalan dan kebuh jati saja.
12. Tanah Pasir
Jenis-jenis tanah lainnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah tanah pasir. Tanah jenis ini umumnya bisa dijumpai didaerah-daerah pesisir atau daerah-daerah yang berdekatan dengan pantai seperti di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Tanah jenis ini termasuk tanah yang tidak subur karena memiliki unsur hara yang sedikit sehingga tidak mungkin dijadikan tanah untuk pertanian.
13. Tanah Padas.
Tanah padas adalah salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia ini. Tanah ini adalah tanah yang padat karena mineral yang ada didalamnya telah dikeluarkan oleh air. Tanah ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Tanah ini adalah jenis tanah yang tidak subur dan umumnya masyarakat memanfaatkannya untuk membuat kerajinan dan bahan bangunan.
Nah itulah pembahasan mengenai berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia. Tentu kita bisa menarik kesimpulan bahwa jenis-jenis tanah di Indonesia sangat beranekaragam, ada yang subur dan ada yang tidak subur, ada yang empuk dan ada yang keras, ada mudah menyerap air dan ada yang sukar menyerap air. Semua jenis tanah yang dikemukakan diatas seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.
Jumat, 25 April 2014
KOPI HITAM
.....Ngopiiiii yukkkkk......
begitulah istilah anak muda sekarang yang lagi cari teman...hahahahah
Katanya", kopi dapat memicu otak kiri untuk berpikir lebih kritis sehingga memicu pada personnya dapat berkreasi lebih kreatif dan positif, lebih kritis pada paham yang dianggap menyalahi aturan yang berlaku.
kopi hitam, rasanya lebih nakal dibanding dengan kopi lain (menurut ku..hehehe)
Langganan:
Postingan (Atom)